Payakumbuh-wp.com- bripka Frans Ramel adalah seorang anggota Kepolisian biasa dan merupakan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Kelurahan Koto Panjang, Kota Payakumbuh. Kendati Frans Ramel merupakan anggota Polisi biasa, tapi ada yang membedakan dirinya dengan anggota Kepolisian lainnya. Empati, inilah yang paling menonjol dalam dirinya! Tak mengherankan bila sebagai anggota Polisi ia banyak terlibat dalam berbagai kegiatan sosial di tengah-tengah masyarakat. 

Dari empati yang dimilikinya itu pulalah melahirkan inovasi dalam diri Bripka Frans Ramel. Berawal dari keluhan pembudidaya ikan, ayam dan itik yang merasa diberatkan oleh pakan ternak yang mahal, sehingga muncul dalam fikirannya untuk melakukan budidaya magot sebagai pakan ternak, yang diharap dapat memberikan multiplier effect kepada pembudidaya ikan khususnya secara berkelanjutan serta mendorong pengembangan budidaya perikanan. 

Kepedulian yang dimiliki Frans Ramel ini membuat iya berupaya menggali ilmu dari You Tube, akhirnya awal bulan Juli 2019 ia melahirkan sebuah Program Binmas Pioner Budidaya Magot. 

“Magot ini merupakan pakan alternatif ternak yang berprotein tinggi yaitu 40-60 persen. Magot ini juga bermanfaat dalam pengolahan sampah rumah tangga dan sampah organik,” kata Frans Ramel pada Pionir, Jumat 24 April 2020. 

Bripka Frans Ramel mengaku awalnya mencoba merintis program ini dengan dua orang warga binaan yang kebetulan juga warga kurang mampu. Ternyata, selain bisa membantu perekonomian warga tersebut, program ini juga bisa menjadikan lingkungan bersih dari limbah rumah tangga dan sampah sampah organik. 

Awalnya kata Frans, banyak masyarakat yang kurang percaya dengan penemuannya itu. Namun setelah melihat hasilnya dari satu kali priode panen itik pedaging yang dibudidayakan, warga mulai merasakan dan yakin akan program tersebut. 

Tak mengherankan pula saat Lomba Kelurahan Berprestasi tingkat Kota Payakumbuh, Program Binmas Pioner oleh Bhabinkamtibmas Bripka Frans Ramel ini dijadikan sebagai inovasi kelurahan. Bahkan saat penilaian lapangan yang dilakukan Ketua TP-PKK Kota Payakumbuh Henny Riza Falepi, team penilai sangat mengapresiasi budi daya magot ini. 

Bahkan ketua PKK yang juga merupakan istri Walikota Payakumbuh itu mengucapkan terima kasih kepada Bhabinkamtibmas yang sudah memberikan ilmu pengolahan sampah menjadi pakan alternatif ternak. 

Bahkan kala itu Henny Riza Falepi berkeinginan untuk menjadikan magot sebagai ikon dari kecamatan Lamposi Tigo Nagori. Lalu apa dan bagaimana sebenarnya keunggulan produksi budidaya magot ini ? 

“Budidaya magot ini tidak membutuhkan air, listrik, bahan kimia, dan infrastruktur yang digunakan relatif sederhana, serta magot mampu mendegradasi limbah organik menjadi material nutrisi lainnya”, terang Frans. 

Selain itu kata Frans menambahkan, keunggulan lain magot antara lain teknologi produksi magot dapat diadopsi dengan mudah oleh masyarakat, dan magot dapat pula diproses menjadi tepung (mag meal) sehingga dapat menekan biaya produksi pakan. 

“Melihat potensi yang dimiliki dari produksi budidaya magot, maka kita perlu pengembangan industri magot ini. Pengolahan sampah organik melalui teknologi biokonversi magot diharapkan juga berperan dalam mengurangi sampah organik dengan cepat serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan juga ketersediaan magot sabagai bahan baku alternatif pakan tersedia sepanjang waktu,” ungkap Bripka Frans Ramel. (Firman Sikumbang)

 
Top