*HAB Kemenag: Refleksi dan Dedikasi Untuk Negeri* Prof. Dr. Hj. Martin Kustati, M.Pd
Padang.Wp.Com.Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia diperingati setiap tanggal 3 Januari. Seluruh aparatur Sipil Negara dan komponen Kementerian Agama perlu merefleksi berbagai fenomena yang terjadi sebagai bahan refleksi dan harapan di tahun mendatang. Tema HAB tahun 2024 "Indonesia Hebat Bersama Umat" menjadi kunci kerukunan umat di tahun politik ini.
Perlunya mengidentifikasi perjalanan positif Kementerian Agama untuk bangsa dan negara. Berbagai hal yang telah dicapai terutama peningkatan Kerukunan Umat Beragama (KUB) terus menjadi prioritas.
Menjaga stabilitas nasional untuk menjaga persatuan patut digelorakan. Terutama pada tahun 2024 yang akan menyongsong sebuah harapan terkait kemajuan umat di masa mendatang.
Keterlibatan Kementerian Agama dalam menjaga persatuan umat sangat vital peranannya. Menjadi lembaga terdepan dalam keseimbangan persatuan umat di tahun politik merupakan sebuah poin penting untuk dijaga. Momentum HAB tahun 2024 mengarahkan seluruh umat untuk terus menjaga persatuan di tahun politik. Indeks KUB juga terus meningkat setiap tahun. Hal itu menunjukkan bahwa Kementerian Agama mampu menjadi garda terdepan dalam mendorong stabilitas keamanan negara.
Selain itu, upaya dalam tindakan yang netral juga mencerminkan sebuah dedikasi bahwa negeri ini milik seluruh umat beragama. Menjaga kemanan dengan tidak mempercayai berita hoax di era digital ini juga dipriorotaskan. Hal itu tercermin dalam penghargaan Kementerian Agama dengan kategori tokoh Transformasi Digital Pelayanan Keagamaan bagi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Penghargaan tersebut menjadi rekam jejak yang positif untuk terus meningkatkan pelayanan publik di tahun politik mendatang. Pengembangan satu data Kemenag guna memfasilitasi kebutuhan publik terhadap layanan informasi menjadi sebuah apresiasi bagi Kemenag untuk meningkatkan pelayan bagi seluruh umat. Hal itu disebabkan karena Indonesia sebuah negara yang tanpa memandang identitas suku, budaya, agama maupun latar belakang.
Maka dari itu, berbagai aspek perlu diperhatikan. Sebagaimana peran dalam penjagaan lingkungan dari kecaman politikus, intervensi hak memilih dalam pemilu maupun politik identitas harus dikesampingkan.
Hal yang lebih penting dan bermuara pada harapan harus ditingkatkan seperti penguatan peran abdi negara dalam menjaga keamanan umat beragama. Itu semua bertujuan agar seluruh umat beragama tetap semangat dan bergelora dalam pesta demokrasi yang sehat dan menyongsong Indonesia yang hebat.