Padang.Wp.Com. M. Fauzan Al-faruqh  mahasiswa   Universitas Islam  Negeri Imam Bonjol  ( UIN IB ) Padang mengadakan penelitian.tentang,PENGARUH PENDIDIKAN DAN  PENGANGGURAN  TERHADAP, TINGKAT  KRIMINALITAS  DI SUMATRA BARAT.Sabtu 16 /12//2023 di  .UIN IB. Padang..

Awal peneoitian ini .di laksanakan pada tanggal  ..jum at .15 sebtember  Tahun 2023

Tujuanya adalah  untuk mengkaji pengaruh pendidikan dan
pengangguran terhadap tingkat kriminalitas di Sumatera Barat. Data yang digunakan bersifat time series, dengan mengambil data tingkat kriminalitas, pendidikan, dan pengangguran dari
seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat selama periode 2018-2022. Menurut teori Human Capital, kualitas dari manusia yang akan membuat perekonomian menjadi tumbuh. Investasi
terhadap manusia itu sendiri meliputi tingkat pendidikan dengan kata lain negara yang menginginkan sumber daya manusia nya berkualitas dengan cara investasi terhadap modal
manusia dengan memberikan pelayanan pendidikan gratis akan berdampak pada kesadaran
masyarakat tentang pendidikan yang tinggi (Budi & Renta, 2021).


Crime rate Sumatera Barat pada tahun 2018 (BPS, 2021) sebesar 243, artinya dari  
100.000 penduduk sebanyak 243 penduduk beresiko menjadi korban kejahatan. Angka crime
rate Sumatera Barat ini termasuk 5 terbesar dari 33 provinsi se-Indonesia dan jika dibandingkan dengan crime rate DKI Jakarta hanya 137 crime rate Sumatera Barat jauh lebih tinggi, dapat disimpulkan bahwa penduduk Sumatera Barat lebih beresiko menjadi korban
kejahatan dibanding penduduk ibu kota/ kota besar DKI Jakarta.(Steviani.H, Handra, & Maryati, 2020) Dilihat bahwa jumlah kejahatan menurut jenisnya di Sumatera Barat dari tahun 2018-2022.

Pada tahun 2018 total jumlah kejahatan tertinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 145,40 kasus kejahatan hal ini disebabkan tingkat kriminalitas di Sumatera Barat menunjukkan banyak kesalahan secara lokal yang berarti bahwa keadaan menjadi tidak
aman.sedangkan tingkat kejehatan yang terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar 48,11 kasus kejahatan. Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti tingkat
pendidikan dan pengangguran memiliki peran signifikan dalam mendrive angka kriminalitas yang tinggi ini Pemerintah, bersama dengan masyarakat, 

Diharapkan untuk mengambil langkah-langkah preventif dan proaktif guna menciptakan lingkungan yang aman, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi tingkat kriminalitas di Provinsi Sumatera
Barat. Dilihat bahwa jumlah kejahatan menurut jenisnya di Sumatera Barat dari tahun 2018- 2022. Pada tahun 2018 total jumlah kejahatan tertinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar 145,40 kasus kejahatan hal ini disebabkan tingkat kriminalitas di Sumatera Barat
menunjukkan banyak kesalahan secara lokal yang berarti bahwa keadaan menjadi tidak aman.sedangkan tingkat kejehatan yang terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar 48,11 kasus kejahatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa, variabel terhadap Kriminalitas di Sumatera Barat. 

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendidikan, Pengangguran, dan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan data Time series yaitu menggunakan Data Kab/Kota di Sumatera Barat). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (

1) Pendidikan berpengaruh Negatif dan tidak signifikan terhadap
kriminalitas 
(2) Pengangguran berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kriminalitas 
(3) Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada pemerintah dan pihak berwajib agar
giat melakukan sosialisasi yang bertujuan untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di daerah daerah yang rawan akan tindak kriminalitas serta melaksanakan program peningkatan
pendidikan dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa faktor-faktor seperti tingkat pendidikan dan pengangguran memiliki peran signifikan dalam mendrive angka kriminalitas yang tinggi ini :

1.Dampak Tingkat Pendidikan: Penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah berkorelasi dengan tingkat kriminalitas yang tinggi. Dengan hanya 7,86% penduduk
Sumatera Barat yang mencapai pendidikan tinggi pada Juni 2021,
terlihat bahwa kurangnya akses pendidikan dapat menjadi pemicu keterlibatan masyarakat dalam tindakan kriminal. Pemerintah diharapkan untuk memperkuat upaya peningkatan akses pendidikan sebagai langkah preventif.

2. Pengangguran dan Kriminalitas: Tingkat pengangguran yang tinggi juga menjadi faktor utama di balik maraknya kejahatan. Kurangnya lapangan pekerjaan untuk masyarakat Sumatera Barat menciptakan tekanan ekonomi yang dapat mendorong individu mencari
solusi alternatif, termasuk terlibat dalam aktivitas kriminal. Perlu adanya kebijakan ekonomi
dan pembangunan lapangan kerja untuk mengatasi masalah ini.

3. Upaya Peningkatan Keamanan: Meskipun pemerintah telah meningkatkan keamanan dan menangani tindak kejahatan, terlihat bahwa kriminalitas masih menjadi tantangan. Angka
kriminalitas tertinggi tercatat pada tahun 2021, menunjukkan bahwa upaya peningkatan keamanan perlu lebih ditingkatkan secara menyeluruh dan berkelanjutan.

4. Dorongan untuk Perbaikan Sistem Pendidikan: Para ahli menyatakan bahwa perbaikan sistem pendidikan, pemilihan model, strategi, dan metode pembelajaran dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi tingkat kriminalitas. Penekanan pada pendidikan tinggi pembangunan sumber daya manusia diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi permasalahan ini.

5. Call to Action: Penelitian ini memunculkan pertanyaan kritis terkait hubungan antara pendidikan, pengangguran, dan kriminalitas di Sumatera Barat. Pemerintah, bersama dengan
masyarakat, diharapkan untuk mengambil langkah-langkah preventif dan proaktif guna menciptakan lingkungan yang aman, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi tingkat
kriminalitas di provinsi ini. (Eli ) 
 
Top